Senin, 18 Juli 2016

Jurnal Penutup

Jurnal Penutup
 
Jurnal Penutup (closing journal entry) - Pada dasarnya, struktur dasar posisi keuangan terdiri atas tiga kelompok, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal. Pada pembahasan selanjutnya akan dikembangkan menjadi lima kelompok, yaitu dengan menambahkan penghasilan dan beban. Penghasilan dan beban merupakan unsur penambah atau pengurang modal pemilik.
Oleh karena itu, pada akhir periode akuntansi kedua kelompok tersebut harus dikembalikan ke akun induknya, yaitu modal pemilik Pada akhirnya, saldo laba atau rugi akan ditambahkan ke dalam modal pemilik. Hal tersebut merupakan pemindahan kelompok pendapatan dan beban ke dalam kelompok modal. Dalam istilah akuntansi, proses demikian disebut ayat penutup, yang dilaksanakan melalui jurnal penutup.
Setelah jurnal penutup dibuat akan dilakukan posting, akun kelompok pendapatan dan beban akan memiliki saldo nihil (nol). Akun yang memerlukan jurnal penutup, yaitu akun pendapatan, beban ikhtisar laba/rugi, dan pengambilan pribadi (prive).
Perhatikan contoh jurnal penutup untuk kasus perusahaan Eva Salon berikut!
Jurnal Penutup
Setelah dilakukan jurnal penutup tersebut, maka akun pendapatan dan beban Eva salon akan menunjukkan saldo nol.
Pemindah bukuan (posting) jurnal penyesuaian dan jurnal penutup
Setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup dibuat, tahap selanjutnya ialah pemindahbukuan (posting) kedua jurnal tersebut ke dalam akun buku besar. Berikut contoh posting jurnal penyesuaian dan jurnal penutup untuk kasus Eva Salon.






Laporan Perubahan modal

Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal sangat erat kaitannya dengan laporan laba/rugi perusahaan karena laba bersih akan menambah akun modal. Atau, sebaliknya rugi bersih akan mengurangi akun modal.

Laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu (periode tertentu).

Laporan perubahan modal dapat disusun setelah ada laporan laba/rugi.

Hal-hal yang menyebabkan perubahan modal:

1. adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik,
2. adanya laba usaha,
3. adanya kerugian, dan
4. pengambilan untuk keperluan pribadi (prive).

Laporan perubahan modal berisi beberapa hal, yaitu

1. modal awal, yaitu modal pada awal tahun;

2. tambahan investasi pemilik, yaitu setoran modal dari pemilik selama satu periode akuntansi;

3. perolehan laba atau rugi, yaitu hasil bersih perusahaan selama satu periode akuntansi;

4. pengambilan pribadi, yaitu pengambilan uang untuk keperluan pribadi pemilik perusahaan selama satu periode akuntansi;

5. modal akhir, yaitu modal yang terdapat pada akhir tahun.

Laba bersih yang terdapat pada laporan perubahan modal harus sama dengan laba bersih yang terdapat pada laporan laba/rugi.

Langkah-langkah untuk penyusunan laporan perubahan modal 

1. Menuliskan nama perusahaan.
2. Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini laporan perubahan modal.
3. Menuliskan periode laporan dan tanggal berakhirnya periode.
4. Menyajikan modal awal.
5. Ditambah dengan investasi dan laba bersih.
6. Dikurangi pengambilan pribadi dan rugi perusahaan.
 7. Menghitung hasil akhir dan dinyatakan sebagai modal akhir.

Sumber penyajian laporan perubahan modal adalah kertas kerja (work sheet).:

1. Modal awal dapat dilihat pada neraca saldo.

2. Tambahan investasi, jika ada, dapat diambil dari lajur penyesuaian sebelah kredit.

3. Laba bersih dapat dilihat pada lajur laba/rugi sebelah debit, atau dapat juga diambil dari hasil laporan penghitungan laba/rugi.

4. Data pengambilan pribadi, dapat diambil dari lajur neraca sebelah debit.

5. Rugi perusahaan dapat diambil dari lajur laba/rugi sebelah kredit atau hasil penghitungan laba/rugi.

Laporan perubahan modal ini disusun dalam bentuk laporan stafel. Coba perhatikan penyajian laporan perubahan modal dari ilustrasi kertas kerja Bengkel Mobil Maverick.


Pengertian Contoh dan Unsur-Unsur Laporan Perubahan Modal
Gambar: Laporan Perubahan Modal

Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi
 
Laporan Laba Rugi adalah mengukur kinerja keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193) laporan laba rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih untuk periode tersebut.

Laporan laba rugi terutama menyajikan informasi kinerja. Informasi kinerja perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2004:1.14) dinyatakan bahwa laporan laba rugi yang lengkap minimal harus mencakup pos-pos sebagai berikut:
  1. pendapatan;
  2. laba rugi usaha;
  3. beban pinjaman;
  4. bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas;
  5. beban pajak;
  6. laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan;
  7. pos luar biasa;
  8. hak minoritas; dan
  9. laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004:1.15) menyarankan agar perusahaan menyajikan rincian beban di laporan laba rugi atau di catatan atas laporan keuangan dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban di dalam perusahaan.
Pembagian laba pada laporan laba rugi terdiri atas lima bagian laba, yakni:
  1. Laba kotor
    Laba kotor merupakan suatu pengukuran pendapatan langsung perusahaan atas penjualan produknya selama satu periode akuntansi.
    Laba kotor = Pendapatan dari penjualan bersih–Harga pokok penjualan Laba kotor mengindikasikan secara langsung seberapa jauh perusahaan mampu menutupi biaya produknya.
  2. Laba operasi
    Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan bisnis utamanya.
  3. Laba sebelum pajak
    Laba sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang ditentukan menurut Standar Akuntansi Keuangan. Laba ini tidak berpengaruh pada jumlah pajak penghasilan yang sebenarnya  bagi pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan.
  4. Laba bersih
    Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih adalah kelebihan penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan dipotong beban operasi dan pajak penghasilan. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba bersih perusahaan adalah pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi, dan tarif pajak penghasilan.
  5. Laba dari operasi berjalan
    Merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak. Laba ini juga disebut laba sebelum pos luar biasa dan operasi dalam penghentian.

Format Laporan Laba Rugi

Ada dua format laporan laba rugi yang umumnya dipergunakan dalam aktivitas pelaporan keuangan perusahaan, yakni:
a. Single-Step Income Statement
Dalam bentuk single step, semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk unsur operasi ditempatkan pada bagian awal laporan laba rugi, diikuti dengan seluruh beban dan kerugian yang termasuk  kategori operasi. Selisih antara total pendapatan dan keuntungan dan total beban dan kerugian menghasilkan laba operasi. Berikut ini adalah contoh single-step income statement:
Laporan Laba Rugi
b. Multiple-Step Income Statement
Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-operasi, juga menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan. Pengungkapan laba operasional akan memperlihatkan perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil.
Berikut ini adalah contoh multiple-step income statement:
Pengertian Laporan Laba Rugi

Neraca Saldo

Neraca Saldo
 
Neraca Saldo merupakan pengelompokkan saldo akhir didalam buku besar, atau daftar yang berisi kumpulan seluruh rekening/perkiraan buku besar. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Untuk menyiapkan Neraca Saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu. Fungsi neraca saldo adalah mengevaluasi adanya kesalahan posting atau penjurnalan melalui ketidaksamaan antara debet dan kredit, atau untuk memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat.

Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian. Saldo setiap rekening disusun berurutan dari rekening Neraca dan rekening Rugi Laba sebagai berikut:
1.    Aktiva Lancar
2.    Aktiva Tetap
3.    Aktiva Lain-lain
4.    Hutang Lancar
5.    Hutanng Tidak Lancar
6.    Ekuitas
7.    Pendapatan Operasi
8.    Pendapatan Non Operasi
9.    Beban Operasi
10.  Beban Non Operasi

Bentuk atau Format Neraca Saldo dapat dilihat pada gambar berikut ini:

 Format Neraca Saldo
(klik Gambar Untuk Memperjelas Tampilan)
Keterangan :
- Kolom Nomor Rekening digunakan untuk menampung nomor-nomor rekening buku besar.
- Kolom nama Rekening Digunakan untuk menampung nama-nama rekening buku besar
- Kolom debet dan kredit digunakan untuk menampung jumlah saldondari rekening yang  bersangkutan.

Kartu Aktiva Tetap

 Kartu Akiva Tetap

Aktiva Tetap (Fixed Assets/Plant Assets) adalah aktiva yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan mempunyai masa manfaat (kegunaan) lebih dari satu tahun.
 Lalu, apa saja ciri-ciri aktiva tetap itu?
Sebuah aktiva tergolong dalam aktiva tetap jika memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:
1.     mempunyai nilai yang cukup material (cukup berarti atau nilainya besar)
2.  dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan (bukan untuk dijual kembali)
3.    bukan merupakan investasi jangka panjang
4.     mempunyai masa manfaat atau usia penggunaan lebih dari satu tahun
  B. Pengelompokan Aktiva Tetap
Ada berapa macamkah aktiva tetap itu? 
               Menurut sifatnya, aktiva digolongkan menjadi dua macam, yakni aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets). 
C.  Perlengkapan dalam Mengelola Kartu Aktiva Tetap
Apa saja sih dokumen transaksi yang diperlukan dalam pengelolaan aktiva tetap?
Dalam mengelola aktiva tetap, terdapat beberapa dokumen transaksi yang dibutuhkan, antara lain:
  1. Faktur 
  2. Bukti Pengeluaran Kas
  3. Bukti Memorial
Terus, transaksi-transaksi itu dicatat dimana?
Setelah dokumen transaksi yang dibutuhkan tersedia, kita memerlukan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut. Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengelolaan aktiva tetap antara lain:
  1. Jurnal Pengeluaran Kas. 
  2. Jurnal Umum
Apa sih fungsi kartu aktiva tetap itu?
Untuk mempermudah pengawasan, pencatatan aktiva tetap dilakukan dalam kartu. Kartu-kartu aktiva tetap terdiri dari: 
1.     Kartu Induk Aktiva Tetap.
2.     Kartu Eksploitasi Aktiva Tetap. 
3.     Kartu (Daftar) Inventaris. 
4.     Kartu Penyusutan Aktiva Tetap

PERLENGKAPAN DALAM PENGELOLAAN KARTU AKTIVA TETAP

Apa saja sih dokumen transaksi yang diperlukan dalam pengelolaan aktiva tetap?
Dalam mengelola aktiva tetap, terdapat beberapa dokumen transaksi yang dibutuhkan, antara lain:
  1. Faktur dari pabrik atau pihak lainnya sebagai bukti transaksi pembelian.
  2. Bukti Pengeluaran Kas, sebagai bukti pembayaran biaya pengangkutan, biaya pemasangan dan biaya lainnya sehubungan dengan perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. Bukti ini juga digunakan jika ada transaksi pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan sehubungan dengan penggunaan aktiva tetap seperti; biaya reparasi, perawatan, penggantian suku cadang, perbaikkan, penambahan dan lain-lain.
  3. Bukti Memorial, sebagai bukti penghentian aktiva tetap dari pemakaian, penyusutan aktiva tetap, dan pengeluaran aktiva tetap yang ditukar dengan aktiva tetap lain.
Terus, transaksi-transaksi itu dicatat dimana?
Setelah dokumen transaksi yang dibutuhkan tersedia, kita memerlukan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut. Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengelolaan aktiva tetap antara lain:
  1. Jurnal Pengeluaran Kas. Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya kas karena pengeluaran yang dilakukan sehubungan dengan transaksi pembelian aktiva tetap serta pembayaran biaya-biaya lainnya.
  2. Jurnal Umum. Catatan ini digunakan untuk mencatat beban penyusutan, maupun perolehan aktiva tetap selain karena adanya transaksi pembelian secara tunai.
Apa sih fungsi kartu aktiva tetap itu?
Untuk mempermudah pengawasan, pencatatan aktiva tetap dilakukan dalam kartu. Kartu-kartu aktiva tetap terdiri dari:
1.     Kartu Induk Aktiva Tetap.
Digunakan untuk mencatat informasi setiap aktiva tetap secara lengkap dan rinci, antara lain mengenai nomor aktiva tetap, jenis aktiva tetap, tahun pembuatan, tanggal pembelian, prosentase penyusutan, dan tempat dioperasikan. Apabila aktiva tetap berupa kendaraan, informasi yang dicantumkan juga berupa nomor polisi, nomor mesin dan nomor rangka. Berikut ini adalah contoh dari kartu induk aktiva tetap.
KARTU INDUK AKTIVA TETAP
Kelompok aktiva        :
Jenis Aktiva               :
Nomor Aktiva             :
Bagian                       :
Merek Pabrik
Tahun Pembuatan
No.Ref
Tgl Pembelian
Harga Perolehan
Nilai Residu
Persentase Penyusutan
Ket
2.     Kartu Eksploitasi Aktiva Tetap.
Jika selama pemakaian aktiva tetap kita mengeluarkan biaya terkait dengan pemeliharaan, reparasi, penyusutan, dan pajak aktiva tetap, maka biaya tersebut harus dicantumkan dalam kartu ini. Begitu juga ketika kita memperoleh pendapatan dari aktiva tetap yang disewakan, maka pendapatan tersebut juga harus dicantumkan dalam kartu ini. Tujuan pencatatan tersebut adalah agar secara periodik dapat dilakukan analisis sehingga tingkat efisiensi aktiva tetap yang bersangkutan dapat diketahui. Selanjutnya dapat diputuskan apakah aktiva tetap dijual atau terus dioperasikan. Berikut ini contoh kartu eksploitasi.
KARTU EKSPLOITASI
No.Aktiva         :                                     Thn.Pembuatan      :
Jenis Aktiva      :                                     No.Polisi                :
Merek Pabrik    :
Tgl
Ref
Mutasi Beban
Tgl
Ref
Mutasi Pendapatan
Keterangan
Jumlah
Keterangan
Jumlah
3.     Kartu (Daftar) Inventaris.
Kartu ini digunakan untuk mencatat aktiva yang nilainya relatif kecil, tetapi mempunyai masa penggunaan lebih dari satu tahun. Pengeluaran untuk pembeliannya diperlakukan sebagai pengeluaran beban, misalnya kap lampu yang digunakan di rumah dinas karyawan, obeng, kunci pas, dongkrak, dan peralatan kecil lainnya yang digunakan pada perusahaana jasa angkutan. Berikut ini adalah contoh kartu daftar inventaris.
 
DAFTAR INVENTARIS
No.
Nama Inventaris
Tgl Perolehan
No.ref
Kuantitas
No. Aktiva
Bagian
Jml Harga
Ket
4.     Kartu Penyusutan Aktiva Tetap.
Kartu ini memuat informasi antara lain; harga perolehan, penyusutan tiap tahun, dan harga buku aktiva tetap. Berikut ini adalah contoh kartu penyusutan aktiva tetap.

KARTU  PENYUSUTAN AKTIVA  TETAP

Nama Aktiva Tetap :                            No.Perkiraan             :
Nomor Seri             :                            Harga Perolehan        :
Dibeli dari              :                            Taks.Umur Ekonomis :
Penanggung jawab  :                            Nilai Sisa/residu        :
Tanggal diperoleh   :                            Metode Penyusutan   :
Tanggal
Keterangan
Harga Perolehan
( Rp )
Akumulasi Penyusutan (Rp )
Nilai Buku
( Rp )