Kartu Utang
Utang
adalah kewajiban suatu badan usaha/ perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar
dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu sebagai
akibat dari transaksi di masa lalu.
Penggolongan
Utang
Utang
perusahaan digolongkan menjadi :
a.
Utang jangka pendek adalah utang yang jatuh tempo
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Contoh : utang usaha/dagang, utang
garansi dan lain-lain.
b.
Utang jangk panjang adalah utang yang pelunasannya
akan dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh : utang
hipotik, utang obligasi, utang bak dan lain-lain.
Metode
pencatatan utang
Ada
dua metode pencatatan utang, yaitu account payable procedure dan voucher
payable procedure.
Dalam
account payable procedure, catatan utang adalah berupa kartu utang yang
diselenggarkan untuk setiap kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai
nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran dan saldo
utang.
Dalam
voucher payable procedure, tidak menggunakan kartu utang. Tapi menggunakan
arsip voucher yang di simpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal
jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai catatan utang.
a. Hutang
yang pembayarannya dalam jangka pendek adalah :
1.
Hutang (Account Payable), yaitu hutang jangka
pendek tidak di sertai perjanjian tertulis. Timbulnya karena transaksi
pembelian kredit.
2.
Wessel bayar (notes payable), yaitu hutang jangka
pendek yang di sertai perjanjian tertulis sesuai dengan ketentuan
undang-undang.
Timbulnya
wessel bayar.
-
Mengaksep wessel
-
Menyerahkan promes/aksep
3.
Beban-beban yang harus dibayar (Accruals Payable)
yaitu : suatu kewajiban yang telah menjadi beban (seharusnya sudah dibayar)
tetapi belum di bayar karena belum saat pembayarannya.
Contoh :
a.
Upah ymh dibayar (accrued wages payable)
b.
Bunga ymh dibayar (accrued insterest payable)
c.
Sewa ymh dibayar (accrued rent payable)
d.
Pajak ymh dibayar (accrued tax payable)
4.
Penghasilan yang ditangguhkan (deferred revenue),
yaitu penerimaan persekot pembayaran dari pihak lain (penghasilan yang belum
menjadi hak perusahaan tetapi sudah diterima).
Contoh ;
a.
Bunga di terima dimuka (interest received in
advance)
b.
Sewa di terima dimuka (rent collected in advance)
b. Hutang
jangka panjang
Hutang
jangka panjang yaitu hutang perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya
dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) dihitung dari tanggal neraca.
Jenis-jenis
Long Term debts :
1.
Hutang Hipotik (mortage notes payable) yaitu
hutang jangka panjang dengan jaminan aktiva tetap.
2.
Pinjaman obligasi (band payable) yaitu surat tanda
berutang kepada pemegang dengan pembayaran bunga yang pelunasannya lebih dari
satu tahun.
Contoh
:
Pasiva
HUTANG
JANGKA PENDEK
Hutang
Rp
Wessel
bayar Rp
Biaya
yang masih harus di bayar Rp
Penghasilan
diterima di muka Rp
HUTANG
JANGKA PANJANG
Hutang
hipotek Rp
Pinjaman
obligasi Rp
Hutang
jangka panjang biasanya timbul karena kebutuhan untuk membeli aktiva, manambah
modal perusahaan, investasi, atau mungkin juga untuk melunasi utang.
Kartu Utang
Mempersiapkan
Kartu Utang
Kartu
Utang adalah salah satu sarana untuk mencatat adanya mutasi utang secara
terperinci pada tiap-tiap kreditor. Informasi yang terdapat pada kartu utang
yaitu nama kreditor, nomor rekening, syarat pembayaran utang, formulir untuk
mencatat adanya mutasi utang. Sedangkan isi dari formulir pencatatan mutasi
utang yaitu tanggal terjadinya transaksi , keterangan, nomor bukti transaksi,
kolom debit, kredit dan saldo.
Berikut
contoh bentuk kartu utang :
|
Transaksi
yang mempengaruhi besarnya saldo utang yaitu :
a.
Transaksi pembelian secara kredit
b.
Transaksi retur pembelian secara kredit
c.
Transaksi pembayaran utang
Pengecekan Saldo
Utang & Laporan Utang
Melakukan
Pengecekan Saldo Utang
1. Rumus Saldo Utang
a. Rumus untuk pengecekan saldo utang
Saldo awal utang xxx
Jumlah pembelian kredit/buku pembelian xxx
Penjumlahan xxx
Pembayaran utang buku pengeluaran kas xxx
Retur pembelian xxx
Total pembayaran dan retur (xxx)
Saldo utang akhir
xxx
b. Pencocokan saldo akun buku besar utang dengan
daftar saldo utang disebut pengecekan saldo utang. Berikut prosedur pengecekan
saldo utang :
1) Mengadakan inventarisasi dan rekapitulasi
atas transaksi dan kartu utang setiap kreditor.
2) Memposting transaksi yang berasal dari
catatan buku jurnal ke dalam akun buku utang dagang. Kemudian, besar utang pada
periode tersebut disajikan dalam laporan utang.
3) Saldo akhir menurut catatan daftar saldo
utang harus sama dengan catatan pada akun utang dagang.
2. Membuat Laporan Utang
Mencatat jumlah utang dan memeriksa
pembayaran utang sesuai tanggal jatuh tempo utang merupakan tugas utama bagian
utang. Pengelola kartu utang harus membuat laporan saldo utang tiap kreditor
dan utang yang telah jatuh tempo secara periodic. Tanggal jatuh tempo
pembayaran utang ditetapkan berdasarkan tanggal faktur pembelian dan syarat
pembayaran yang telah ditetapkan oleh pihak penjual. Berikut penggolongan
status utang.
a. Utang yang belum jatuh tempo
b. Utang dalam masa telah jatuh tempo
c. Utang yang belum dibayar
Voucher Payable Prosedure
Jika dalam account payable procedure,
pencatatan utang melalui 4 tahap, sedangkan dalam voucher payable procedure,
pencatatan utang melalui dua tahap dalam register bukti kas keluar dan jurnal
pengeluaran kas.
Dokumen yang digunakan dalam pencatatan
voucher payable procedure adalah : Bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas
keluar dan cek. Bukti kas keluar ini merupakan formulir pokok dalam voucher
payable procedure. Dimana bukti kas keluar ini, mempunyai tiga fungsi yaitu :
1. Sebagai surat perintah kepada bagian kassa
untuk melakukan pengeluaran kas sejumlah yang tercantum di dalamnya.
2. Sebagai pemberitahuan kepada kreditor
mengenai tujuan pembayarannya.
3. Sebagai media untuk dasar pencatatan utang
dan persediaan.
Seperti halnya harta perusahaan, maka utang
perusahaan pun di bagi menjadi 2 kelompok, yaitu hutang lancar dan hutang
jangka panjang. Utang lancar adalah hutang-hutang yang harus dilunasi dalam
jangka pendek atau tidak lebih dari satu tahun. Termasuk hutang jangka pendek :
1. Hutang dagang yakni hutang yang terjadi
karena pembelian barang di lakukan secara kredit. Hutang dagang biasanya tidak
di jamin dengan surat perjanjian, terjadi karena semata-mata karena atas dasar
kepercayaan.
2. Utang wessel (notes payable) yaitu utang
dengan jaminan surat perjanjian khusus dalam bentuk wesel yang di atur dengan
undang-undang.
3. Beban-beban yang masih harus dibayar (accrual
payable) yaitu beban yang sudah terjadi dan harus di catat, tetapi pada saat
menyusun rencana belum di bayar. Termasuk kelompok ini : utang bunga, utang
sewa dan utang gaji.
4. Utang pajak yaitu pajak yang belum di setor
kekas Negara.
5. Pendapatan diterima dimuka yaitu
penerimaan-penerimaan dari pihak lain untuk jasa yang belum di serahkan oleh
pihak perusahaan. Misalnya : Bunga diterima dimuka atau sewa diterima dimuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar